


Category : Strata 1
Berfikir merupakan kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar, apa yang disebut benar bagi seseorang belum tentu benar bagi orang lain. Secara umum, orang merasa bahwa tujuan pengetahuan adalah untuk mencapai kebenaran , problem kebenaran inilah yang memacu tumbuh dan berkembangnya epistimologi. Perlu dibedakan adanya tiga jenis kebenaran. Yaitu ; kebenaran epistimologis, ontologis dan
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam upaya membentu peserta didik menguasai tijuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat. Sementara itu otak dari semua alur proses terjadinya pendidikan yaitu kurikulum. Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagai disiplin ilmu, sebagaimana telah dipaparkan para ilmuan, tasawuf merupakan sebuah disiplin agam yang baru, seperti halnya ilmu ushul fiqh, musthakah ai hadist dan sebagainaya. Karena eksistensunya sebagai salah satu metode peebaikan akhlak yang ajaranya mempunayai landasan yang kuat dalam al-quran dan sunnah rasul
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan merupakan pedoman bagi kehidupan masyarakat, merupakan perangkat-perangkat acuan yang berlaku umum dan menyeluruh dalam menghadapi lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan warga masyarakat pendukung kebudayaan tersebut.[1] Dalam kebudayaan terdapat perangkat-perangkat dan keyakinan-keyakinan yang dimiliki oleh pendukung kebudayaan tersebut. Adapun tradisi keagamaan merupakan pranata primer dari kebudayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan
B. INTERPRETASI ITEMAN Dalam analisis iteman, perlu dijabarkan secara rinci dalam interpretasi iteman, yang meliputi: Analisis soal. Analisis option (pilihan jawaban). Analisis kualitatif. Berikut ini dijelaskan secara rinci,” Interpretasi iteman” yang didapat dari: Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas / Semester : IV (empat) / I (Ganjil) Tahun Pelajaran : 2008-2009 Sekolah
Oleh: Afiful Ikhwan* Mengenal e-Learning E-learning merupakan bentuk pembelajaran/pelatihan jarak jauh yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi , misalnya internet, video/audiobroadcasting, video/audioconferencing, CD-ROOM (secara langsung dan tidak langsung). Kegiatan e-learning termasuk dalam model pembelajaran individual. Menurut Loftus (2001) dalam Siahaan (2004) kegiatan e-learning lebih bersifat demokratis dibandingkan dengan kegiatan belajar pada pendidikan
I. PENDAHULUAN Era reformasi telah membawa perubahan-perubahan mendasar dalam berbagai kehidupan termasuk kehidupan pendidikan. Salah satu perubahan mendasar yang sedang digulirkan saat ini adalah manajemen negara, yaitu dari manajemen berbasis pusat menjadi manajemen berbasis daerah. Secara resmi, perubahan manajemen ini telah diwujudkan dalam bentuk "Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak kejadian-kejadian yang kerap muncul dan memberi sohck terapi bagi seseorang yang turut mersakan dapat dari kejadian tersebut. Hal ini didominasi dengan pengaruh globalisasi pemikiran-pemikiran para ahli dan ideologi seseorng yang cenderung individualis. Ini semua sangat berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari terutama orang yang memiliki peradaban
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Manusia mengalami dua macam perkembangan, yaitu perkembangna jasmani dan rohani. Perkembangan jasmani diukur berdasarkan umur kronologis. Punck perkembangna jasmani yang dicapai manusia disebut kedewasaan. Sebaliknya, perkembangan rohani diukur berdasarkan tingkat kemampuan (abilitas). Pencapaian tingkat abilitas tertentu bagi perkembangan rohani disebut istilah kematangan (maturity). Menurut Prof. Dr. Zakiah