


Archive for : May, 2010
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan. Oleh karena itu agar pendidikan tidak tertinggal dari perkembangan iptek tersebut perlu adanya penyesuaian-penyesuaian, terutama sekali yang berkaitan dengan faktor-faktor di sekolah. Salah satu faktor tersebut adalah media pembelajaran yang perlu dipelajari dan dikuasai pleh guru/calon guru, sehingga mereka dapat menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara baik berdaya guna dan berhasil.
Di dalam makalah ini kami akan membahas terkait dengan penjelasan diatas, yaitu mengenai media pendidikan atau media pembelajaran. Tetapi dikarenakan dari media pembelajaran itu banyak sekali macam dan pembahasannya, kami akan membahas terkait media pembelajaran yaitu media lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
LINGKUNGAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Lingkungan yang berada disekitar kita baik di sekolah maupun di luar sekolah dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Lingkungan meliputi :
Sebagaimana diketahui bahwa anak didik atau siswa sebelum masuk sekolah telah membawa pengalaman yang bermacam-macam yang merke atemui dilingkungan mereka. Guru hanya berusaha agar murid lebih akrab dengan lingkungan. Langkah awal yang dapat dilakukan kea rah itu adalah :
Disamping itu lingkungan luar sekolah juga dapat digunakan sebagai sumber belajar baik berupa manusia atau masyarakat, tumbuh-tumbuhan, hewan/binatang dan sumber-sumber alam lainnya. Topic-topik yang dipilih hendaklah memenuhi syarat-syarat sebagai sumber belajar, antara lain :
Peristiwa alam juga dapat dijadikan sumber belajar seperti : banjir, topan, gempa, letusan gunung berapi, hujan, petir. Kepala sekolah hendaknya menyarankan kepada guru agar kreatif dalam mencari sumber belajar disekitar sekolah. Karena itu perlu memperhatikan langkah-langkah, antara lain :
Masyarakat merupakan salah satu aspek lingkungan yang besar manfaatnya untuk dijadikan sumber belajar. Hal ini akan memberikan manfaat tidak saja kepada sekolah atau anak didik, tetapi juga kepada masyarakat itu sendiri. Manfaat tersebut antara lain :
Sedangkan untuk kepentingan masyarakat dapat bermanfaat, antara lain :
Beberapa cara yang dapat dilakukan sekolah dalam memanfaatkan masyarakat sebagai media pendidikan :
Karyawisata dolakukan dibawah bimbingan guru dengan membuat perencanaan yang matang terlebih dahulu, perumusan tujuan dan tugas yang harus dilakukan, misalnya mengunjungi pabrik, perkebunan, museum, dan sebaginya.
Dalam menggunakan karyawisata perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Anak didik diajak secara langsung kea lam lingkungan untuk berkemah. Perkemahan ini banyak mempunyai nilai-nilai pendidikan, misalnya merasa dekat dengan alam sekitar dan menimbulkan rasa kagum terhadap keindahan alam sebagai ciptaan Tuhan dan dapat menimbulkan rasa dekat dengan Tuhan pencipta alam semesta, memupuk rasa tanggung jawab, jiwa gotong royong, dan perasaan sosial. Perkemahan sekolah merupakan teknik pendidikan dan pembinan praktis untuk pembentukan kepribadian dan budi luhur, dan berjiwa sosial serta bertanggung jawab atas tugas yang diemban.[1]
Teknologi komunikasi merupakan teknologi modern dalam bidang komunikasi dengan produk yang berupa peralatan elektronik dan bahan-bahan (sofware) yang disajikan telah mempengaruhi seluruh sektor kehidupan termasuk pendidikan, dan teknologi komunikasi pendidikan itu mempunyai suatu manfaat dalam mempengaruhi dan mengetahui hal–hal yang ada di sekitar dan diperuntukan kepada orang lain secara timbal balik, sehingga mampu untuk memecahkan suatu masalah dalam kehidupan seperti halnya di indonesia sarana yang cukup memadai dalam teknologi komunikasi adalah media radio, televisi dan lain–lain. Teknologi komunikasi dapat digunakan untuk menimbulkan kepekaan terhadap keadaan, nasib serta malapetaka yang menimpa pada suatu daerah, dengan adanya media teknologi komunikasi maka keadaan yang demikian dapat menimbulkan suatu respon dan rasa solidaritas (kesetiakawan) kepada orang lain apabila dalam pendidikan khususnya pendidikan formal maka teknologi komunikasi seperti media komunikasi yang dijadikan pelengkap untuk menambah intlektual dan emosianal dalam pendidikan misal: OHP video, televisi maka selain itu haruslah ada teknologi kemunikasi yang lebih sentral atau menjadi pusat pengembangan dan pemahaman bagi anak didik yaitu seorang pendidik (guru) yang dapat memberikan suatu pesan atau amanah dalam menjadikan anak didik lebih dewasa, maka dari itu kami disini membahas tentang manfaat dari lingkup teknologi dalam pengembangan pendidikan/proses pembelajaran.
Komunikasi berasal dari bahasa latin : Communicatee yang berarti memberitahukan, berpartisipasi atau menjadi milik bersama, misalnya komunikasi diartikan : proses menyebarkan informasi, berita, pesan, pengetahuan atau nilai-nilai dengan maksud menggunakan partisipasi agar hal-hal yang disampaikan itu menjadi milik bersama antara komunikator (orang yang menyampaikan pesan) dan kemunikasi (orang yang menerima pesan).[2]
Komunikasi memegang peranan penting dalam pendidikan agar komunikasi antara guru dan siswa berlangsung baik dan informasi yang disampaikan guru dapat diterima siswa, guru perlu menggunakan media pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar melalui media terjadi bila ada komunikasi antara guru (sumber) dan murid (penerima).
Dalam proses / konsep teknologi pendidikan, tugas media bukan hanya sekedar mengkomunikasikan hubungan antara sumber (pengajar) dan sipenerima (anak didik), namun lebih dari itu merupakan bagian yang integral dan saling mempunyai keterkaitan antara komponen yang satu dengan yang lainnya, saling berinteraksi dan saling mempengaruhi.[3]
Pola komunikasi dalam interaksi pendidikan dibagi menjadi 2 bagian:
(1) Pola komunikasi satu arah
Seorang guru sebagai pusat belajar mengajar (teacher centered), guru menyampaikan pelajaran dengan berceramah sianak didik mendengarkan dan mencatat (si anak didik pasif) gurulah yang merencanakan, mengendalikan dan melaksanakan segala sesuatu.
Tapi pola ini banyak kelemahan dibanding keuntungan, kelemahanya : suasana kelas kaku, guru cenderung otoriter sebab hubungan guru dengan si anak seperti majikan dengan bawahan, mengerti atau tidak mengertinya si anak didik tidak dengan cepat diktehu guru dan guru akan berbicara terus menerus.
(2) Pola komunikasi dua arah
Pada pola ini sianak didik memperoleh pengetahuan didalam kelas di bawah bimbingan guru atau dengan bantuan tenaga temannya sendiri, terjadilah suatu proses saling bertukar pikiran atau saling membero informasi yang mematangkan si anak didik dalam segala perbuatan belajar.
Dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan anak didik, guru/ pengajar haruslah tahu kriteria/karakteristik dari anak didiknya karena setiap individu itu mempunyai perbedaan adanya itu karena pengaruh:
1. Pembawaan yaitu kepantasan intelegensi urat saraf dan benrtuk tubuh
2. Lingkungan yaitu pengaruh dari luar yang mempengaruhi perkembangan anak. Misal: ekonomi keluarga, masalah keluarga.[4]
Didalam teknologi kominikasi yang penerapannya dalam pendidikan banyak sekali aktivitasnya yaitu :
Kita lihat dari teknologi komunikasi yang non verbal dan sepertinya bisa digunakan dalam komunikasi instruksional, komunikasi instruksional dari komunikasi secara keseluruhan yang bersifat metodis-teoritis, maksudnya kajian atau garapannya berpola tertentu, sehingga akhirnya bisa diterapkan untuk kepentingan dilapangan, adapun manfaat adanya komunikasi instruksional yaitu: efek perubahan tingkah laku yang terjadi, sehingga hasil tindakan komunikasi instruksional bisa dikontrol atau dikendalikan digunakan secara baik, misal : video dalam pengajaran, komputer untuk mengembangkan ilmu yang lebih maju, tapi komunikasi instruksional juga lebih ditekankan kepada pola perencanaan dan pelaksanaan secara operasional yang didukung oleh teori-teori untuk keberhasilan efek perubahan perilaku pada pihak sasaran pelaksanaan tersebut yaitu : guru, dosen, penyulung, pembimbing.[5]
Hambatan-hambatan yang terjadi dalam pengembangan teknologi komunikasi pendidikan dipengaruhi aspek internal dan juga aspek eksternal, dan pada aspek internal yaitu ada beberapa faktor :
Untuk mengatasi hambatan di atas ada beberapa pelancar komunikasi, memperlancar itu dengan halnya :
Masuknya teknologi komunikasi pendidikan dalam garis besarnya akan mempengaruhi strategi pengembangan kurikulum pola interaksi pendidikan dan lahirlah berbagai bentuk lembaga pendidikan, dalam hal ini media mempunyai peranan penting yang di laksanakan secara menyeluruh yaitu :
Di lihat dari segi penggunaan media ada tiga kecenderungan untuk penggunaan media yaitu:
Dalam dunia pendidikan teknologi komunikasi itu sedemikian penting peranannya dalam proses pendidikan dan belajar mengajar, karena itu efektivitasnya harus menjadi perhatian serius para praktisi pendidikan terutama guru. Agar proses komunikasi lebih efktif dan dengan demikian tujuan pendidikan tercapai secara optimal. Dan alat komunikasi juga penting sebagai pelengkap untuk mencapai pengembangan intelektual dan kreativitas anak didik dan hanya media yang akan mengontrol penyajian informasi bagi anak didiknya pula dan guru juga sebagai sumber sentral agar dapat memberi suatu pengetahuannya.
Internet mengapa diperlukan untuk pembelajaran ? Internet telah menggunakan teks, grafik, video dan juga audio secara bersamaan. Internet juga dapat menjangkau student di mana saja tanpa memperhatikan tempat dan waktu. Internet dapat memberikan layanan video walaupun tidak sebagus videotape, TV ataupun CD-ROM. Internet dapat berinteraksi secara real time, tapi tidak sebaik seperti telepon ataupun video konverensi. Internet dapat memberikan informasi secara tekstual, tetapi tidak selengkap buku atau majalah.
Internet mempunyai beberapa keunggulan dibandingan media lain. Internet mengkombinasikan kelebihan dari media lain sehingga penyampaian video dan suara lebih baik dari buku, lebih interaktif dari videotape dan seperti halnya CDROM, Internet dapat menghubungkan orang dari berbagai tempat dengan mudah dan cepat. Keuntungan yang lain, Internet bukan hanya media penyampai tetapi juga dapat sebagai content provider. Oleh karena itu tidak dapat dipungkiri bahwa Internet merupakan sumber informasi terbesar dan beragam saat ini.[6]
BAB III
P E N U T U P
Lingkungan yang berada di sekolah maupun di luar sekolah dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Lingkungan meliputi : Masyarakat di sekeliling sekolah, Lingkungan fisik di sekitar sekolah, Bahan-bahan yang tersisa atau tidak terpakai dan yang bila diolah dapat dimanfaatkan sebagai sumber dan alat bantu dalam belajar, Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
Masyarakat merupakan salah satu aspek lingkungan yang besar manfaatnya untuk dijadikan sumber belajar. Hal ini akan memberikan manfaat tidak saja kepada sekolah atau anak didik, tetapi juga kepada masyarakat itu sendiri.
Komunikasi memegang peranan penting dalam pendidikan agar komunikasi antara guru dan siswa berlangsung baik dan informasi yang disampaikan guru dapat diterima siswa, guru perlu menggunakan media pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar melalui media terjadi bila ada komunikasi antara guru (sumber) dan murid (penerima).
Demikian pembahasan makalah kelompok kami. Semoga kiranya dapat bermanfaat bagi kita semua. Dalam makalah ini tentunya masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, untuk itu saran dan kritik sangat kami harapkan demi perbaikan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Asnawir. H, Usman Basyiruddin, Media Pembelajaran, Jakarta : Ciputat Pers, 2002.
Drs. Chabib Thoha, PBM-PAI di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998.
Prof. Dr. H. Asnawir dkk, Media Pembelajaran, Cipta Pers, Jakarta, 2002.
Prof. Zahara Idris, MA., Dasar-Dasar Pendidikan, Angkasa Raya, Padang, 1981.
Drs. Dawit, M. Yusuf, Komunikasi pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 1990.
Cepi Riyana, M.Pd, Peranan Tekhnologi dalam Pembelajaran,dalam http://www.cepiriyana.blogspot.com, 2008.
[1] Asnawir. H, Usman Basyiruddin, Media Pembelajaran, Jakarta : Ciputat Pers, 2002, h. 114.
[2] Drs. Chabib Thoha, PBM-PAI di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, h. 254
[3] Prof. Dr. H. Asnawir dkk, Media Pembelajaran, Cipta Pers, Jakarta, 2002, h. 7 – 9
[4] Prof. Zahara Idris, MA., Dasar-Dasar Pendidikan, Angkasa Raya, Padang, 1981, h. 71 – 73
[5] Drs. Dawit, M. Yusuf, Komunikasi pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 1990, h. 11-12
[6] Cepi Riyana, M.Pd, Peranan Tekhnologi dalam Pembelajaran, http://www.cepiriyana.blogspot.com, 2008.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memahami dam mengamalkan ajaran islam perlu secara totalitas, tidak sepotong atau sepihak, serta konstektual. Pemahaman atas ajaran islam secara parsial misalnya, hany menekan bidang syariah saja, tauhid saja, atau akhlak saja, tanpa memprduliakan pentingnya isi komtemporer yang sedang du hadapi oleh umat islam, akan mengakibatkan pemahaman kita terhadap orang islam menjadi sempit dan ridak aktual. Selain itu perlu kiranya kita semua mngerti terhadap misi apa yang di bawa oleh pendidikan islam itu sendiri, supaya dapat lebih mengerti lrbig terperinci dan lebih jauh tentang bagaiman sebenarnya pola pemahan islam itu yang sebenaranya. Di dallam proses pendidikan itu sendiri terdapat beberapa kimponen, yang antatraa lain pendidik, peserta didik dan alat pendidikan. Yang mana diantaranya terdapat kesinambungan saling menguatkan. Pada relitas pendidikan sekarang memungkinkann peserta didik untuk lebuh unggul dari pendidik maka dari itu keefektifan dari pada hukumanya apakah masih berlaku secara signifikan, memendang keaadanya yang sudah sedeemikian itu.
B. Rumusan Masalah.
C. Tujuan Pembahasan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori hukuman pendidikan islam
Bila pendidikan diartikan secara mental, moral dan fisik yang biasa mengahasilkan manusia berbudaya tinggi. Jadi pendidikan pula dapat di simpulkan usaha menumbuhkan personalitas serta menanamkan rasa tanggung jawab. Usaha pendidikan dalam kehidupan manusia menyerupai makanan yang berfungsi memberi vitamin bagi pertumbuhan manusia. Dalam masyarakat yang dinamis, pendidikan memegang peranan yang menentukan terhadap eksistensi dan perkembangan masayarakatnya, hal ini kaena pendidikan merupakan suatu proses melestqarikan, mengalihkan serta mentranformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam segala aspek dan jenisnya kepada generasi penerus.[1]
Selanjutnya usaha pendidikan dilakukan atau diusahakan manusia berdasarkan keyakinan tertentu. Keyakinan ini didasakan atas suatau pandangan, baik filosofis maupun maupun teoritis. Keyakinan ini disebut para ahli sebagai hukum- hukum dasar dalm praktik suatu pendidikan yang antara lain adalah
1. Hukum (teori) Empirisme
Yaitu suatu huku atau teori yang mengajarkan bahwa perkembnagan pribadi di tentukan oleh faktor-faktor lingkungan. Pada hukum ini John Lock berkesimpulan bahwa tiap individu lahir sebagai kertas putih dan lingkungan itulah yang “menulisi” kertas putih itu. Hukum ini terkenal sebagai tabularasa.
2. Hukum (teoriu) Nativisme
Hukuman ini menyimpulkan bahwa perkembnagan pribadi hnaya di tentukan oleh faktor hereditas, faktor dalam yang berarti kodrati. Tokoh nativisme ini, Athur Schopenhauer (1788 – 1860) menganggap faktor pembawaan yang bersifat kodrati dari kelahiran, yang tidak dapat diubah oleh pengaruh alam sekitar atau pendidikan itulah kepribadian manusia, pendidikan tidak merubah manusia, karena potensi itu bersifat kodrati.
3. Hukum (teori) Konvergensi
Yaitu kolabirasi antara kedua hukum (teori) yang dua itu, karena perkembangan pribadi sesungguhnya adalah hasil proses kerja sama ke dua faktor, baik internal (potensi-hereditas) maupun faktor eksternal (lingkungan-pendidikan). Tipa-tiap pribadi adalah hasil konvergensi faktor-faktor internal dan eksternal.[2]
B. Pelaksanaan hukuman
Sebelum lebih jauh dalam perealisasian ataupun pelaksanaan hukuman, akan lebih terkonstuknya hal itu perlu kita ketahui bebrapa hal yang berguna sebagai motivator maupun oraganisator sebelum melaksanakan hukuman. Dan macam hal tersebut dapat di formulasikan kepada.[3]
Sebelum proses hukuman ini di laksanakan haruslah dari pendidik beberapa asa maupun metode pendidikan islam tersebut di gali, didayagunakan dan di kembangkan dengan mengacu kepada asas-asa sebagaimana di kemukakan di atas. Melalui aplikasi nilai-nilai islam dalam proses penyampaian seluruh materi pendidikan islam, diharapkan proses tersebut dapat di fahami, dihayati dan di yakini sehingga pada giliranya memotivatsi peserta didik supaya aktif dan efektif dalam belajar dan mengamalkanya. Hal ini perlu di ketehui dan dimngerti serta di cermai sebelum memberi hukuman terhadap pesrta didik yang tidak mampu atau tidak dapat memnuhu kriteria ataupun menyalahi aturan dari pada tataran peraturan
Dari keduanya pendidik maupun peserta didik harus mengetahui kode etik dalam setiap langkahnya di dunia pendidikan. Karena seteiap kode etik tersebut mempunyai bobot hukuman yang sesuai dengan pelanggaranya. Tetapi hal ini sering dan bahkan setiap hari kita jumpai pelanggaran kode etik, tetapi apa hasil tindakanya , tidak ada apa-apa bahkan semua beranggapan tidak pernah mengerti. Jadi dapat kita simpulkan bahwasanya ke efektifan hukuman yang khususnya dalam pendidikan bertataran Islam sudah tidak begitu efektif. Dengan bercermin keadan sekarang yang banyak di timbulkan oleh beberqapa faktor teritama faktor ekonomi.
Dengan demikian, menyimpulkan dari pemaparan di atas, setiap tingkah laku manusia sadar atau tidak, selalu disandarkan dan diwarnai oleh nilai-nilai yang bersumber kepada filsafat hidupnya, dan selalu berusaha untuk menanamkan sitem nilai tersebut pada orang lain[4].
C. Hukum Hubungan Sekolah (pendidikan) dengan Masyarakat.
Sesuai pola dasar atau pendekatan sekolah atau pendidikan sebagai sistem sosial, maka suatu hal yang menarik untuk di kemukakan di sini tentang hukum ataupun teori maupun aturan hubungan skolah dengan masyarakat. Menurut Wild and Lotich dengan bukunya The Foundation of Modern Education seperti di bawah ini, antara lain:
1. Bahwa perubahan faktor sosial, poltik dan ekonomi akan menentukan dan membawa perubahan konsepsi manusia dalam kehidupan
2. Bahwa perubahan konsepsi pendidikan akan merubah konsepsi manusia tentang tujuan pendidikan
3. Bahwa perubahan daolam konsepsi dan tujuan pendidikan merupakan akibat, di tentukan oleh atau sebagai sesuatu usaha perubahan penyesuaian terhadap perubahan lingkungan-lungkungan dan tujuan hidup manusia.[5]
Masyarakat juga di bangun atas tegaknya supermasi hukum. Setiap wraga negara harus tunduk kepada hukum aturan karena dengan adanya aturan ataupun hukunan maka masyarakat pula akan lebih terorganisir dan mudah di beri perlindungan maupun sanksi. Selain itu spremasi hukum juga menjamin dan melindumgi sagala bentuk penindasan hak asasi manusia yang manaitu adalah sutu faktor terhadap kesinambunganya antara sekolah dengan masyarakat.[6]
BAB III
PENUTUP
Bahwasanya perlu kita ketahi dan cermati tentang hukuman dalam pendidikan islan sekarang. Dalam tataran masyarakat madi yang itu juga merupakan salah satu faktor dari pendidik maupun peserta didik, itu sangat besar sekali pengaruhnya terhadap pendidikan apa yang mereka lagi jalani. Di dalam komponen kehidupan sekaran keefektifan hukuman islam cukup menurun bahkan tiak bisa efektif sama sekali, karrena terpengaruh adanya supremasi pendidkan yang terlalu mahal
DAFTAR PUSTAKA
Syaifullah, Ali. Asar Filosofis Kependidikan. Usaha Jaya, Surabaya 2002
Yasir, Dasar-dasar Sosial Pendidikan. Lepas Swadaya, Solo 1970
Assegaf,Abdurachmanm Dr. Studi Islam Konstektual . Gama media, Yogyakarta 2005
Arifin M. Ed, Ilmu Pendidikan Islam, tinjauan praktis dan toritis Bumi Aksara, Jakarta 2006
Tim Dosen FIP, Pengantar Dasar-dasar Pendidikan. Usaha Nasional, Surabaya 1993
Rizal, MA. Filsafat Pendidikan Islam, Ciputat Pers: Jakarta, 2002
[1] H. M Arifin M. Ed, Ilmu Pendidikan Islam, Tinjauan Praktis Dan Toritis (Bumi Aksara, Bndung) h.7-8
[2] Tim Dosen FIP, Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan. (Usaha Nasional: Surabaya, 1993) h 8-10
[3] Samsul Rizal, MA. Filsafat Pendidikan Islam, (Ciputat Pers: Jakarta, 2002) h 69-70
[4] Drs Ali Syaifullah, Dasar-Dasar Filosofis Kependidikan. (Usaha Jaya: Surabaya 2002) h 41
[5] Drs Yasir, Dasar-Dasar Sosial Pendidikan. (lepas swadaya: 1970) h 75
[6] Dr Abdurahman Assegaf, Study Islam Konstektual. (Gama Media: Yogyakarta) h 221
Secara etimologi kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curere yang berarti jarak yang ditempuh oleh pelari.
Dalam kosa kata Arab, istilah kurikulum dikenal dengan kata manhaj yang berarti jalan yang terang atau jalan terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupannya. Apabila pengertian ini dikaitkan dengan pendidikan, maka manhaj atau kurikulum berarti jalan terang yang dilalui pendidik atau guru latih dengan orang-orang yang dididik atau dilatihnya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka.[1]
Kurikulum itu adalah merupakan landasan yang digunakan pendidik untuk membimbing peserta didiknya kearah tujuan pendidikan yang diinginkan melalui akumulasi sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap mental.[2]
Kurikulum, pada sebahagian besar dunia Islam pada periode terakhir dalam sejarahnya sebelum berkenalan dengan konsep pendidikan modern, terdiri dari beberapa buku tradisional, pada tiap cabang ilmu atau seni yang ingin dikaji, yang bertahap – tahap derajat kesukarannya dan luasnya sesuai tahap pelajaran murid-murid.
Di antara kecaman-kecaman yang dilontarkan kepada kurikulum tradisional dan celaan-celaan dan segi-segi kelemahan yang ditujukkan adalah sebagai berikut :
Maka bacaan yang menjadi permulaan menuntut ilmu dan merupakan jalannya dan juga sebagai tanda yang menunjukkan kepadanya, haruslah dengan nama Pencipta dan dalam rangka ajaran agamany. Tidak boleh dengan nama hawa nafsu, dengki, fanatisme wana kulit dan darah.
Seluruh system yang ada dalam masyarakat Islam, termasuk system pendidikannya harus meletakkan dasar falsafah, tujuan, dan kurikulumnya pada ajaran Islam yang meliputi aqidah, ibadah, muamalat dan hubungan-hubungan yang berlaku didalam masyarakat. Hal ini bermakna bahwa semua itu pada akhirnya harus mengacu pada dua sumber utama syari’at Islam, yaitu al-Qur’an dan Sunnah. Sementara sumber-sumber lainnya yang sering di golongkan oleh para ahli seperti ijma’, qiyas, kepentingan umum, dan yang dianggap baik (ihtihsan), adalah merupakan penjabaran dari kedua sumber diatas.
Pembentukan kurikulum pendidikan Islam harus diletakkan pada apa yang telah digariskan oleh sumber-sumber tersebut dalam rangka menciptakan manusia yang bertaqwa sebagai hamba dan tegar sebagai khalifah Allah dimuka bumi.
Dasar ini memberikan arah dan kompas tujuan pendidikan Islam, dengan dasar filosofis, sehingga susunan kurikulum pendidikan Islam mengandung suatu kebenaran, terutam dari sisi nilai-nilai sebagai pandangan hidup yang diyakini kebenarannya.
Secara umum, dasar falsafah ini membawa konsekuensi bahwa rumusan kurikulum pendidikan Islam harus beranjak dari konsep ontologi, epistimologi dan aksiologi yang digali dari pemikira manusia muslim, yang sepenuhnya tidak bertentangan dengan nilai-nilai asasi ajrana Islam.
Asas ini memberi arti bahwa kurikulum pendidikan Islam hendaknya disusun dengan mempertimbangkan tahapan-tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui anak didik. Kurikulum pendidikan Islam harus dirancang sejalan dengan cirri-ciri perkembangan anak didik, tahap kematangan bakat-bakat jasmani, intelektual, bahasa, emosi dan sosial, kebutuhan dan keinginan, minat, kecakapan, perbedaan individual dan lain sebagainya yang berhubungan dengan aspek-aspek psiklogis.
Pembentukan kurikulum pendidikan Islam harus mengacu kearah realisasi individu dalam masyarakat. Pola yang demikian ini berart bahwa semua kecenderungan dan perubahan yang telah dan bakal terjadi dalam perkembangan masyarakat manusia sebagai makhluk sosial harus mendapat tempat dalam kurikulum pendidikan Islam.
Kurikulum pendidikan Islam menurut An-Nahlawi harus pula memenuhi kriteria sebagai berikut :
Dari paparan diatas, terlihat bahwa eksistensi kurikulum idealnya disamping sebagai parameter operasional proses belajar mengajar, sekaligus terutama sebagai alat mendeteksi (meramal) dinamika kebudayaan dan peradaban umat manusia masa depan.
Secara umum karakteristik kurikulum pendidikan Islam adalah pencerminan nilai-nilai Islami yang dihasilkan dari pemikiran kefilsafatan dan termanifestasi dalam seluruh aktivitas dan kegiatan pendidikan dalam prakteknya.
Menurut Al-Syaibany, diantara ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam itu adalah :
[1] Omar Muhammad al-Thoumy al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1979, h. 478
[2] Nizar Samsul, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputat Pers, 2002, h. 56
[3] Omar Muhammad al-Thoumy al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1979, h. 483
[4] Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Cet I, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997
MEDIA VISUAL DUA DIMENSI
M A K A L A H
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
" Media Pembelajaran Bahasa Arab "
Dosen Pembimbing : Moh. Zaini, M.A
Disusun Oleh :
M. Abdillah Subhin
3216063202
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) TULUNGAGUNG
JUNI 2008
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam.
Kemudian dari pada itu, kami sadar bahwa dalam membuat makalah ini banyak yang membantu terhadap usaha kami, mengingat hal itu dengan segala hormat kami sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Ketua STAIN Tulungagung
2. Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini
3. Teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah.
Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut kami hanya dapat berdo' a dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi amal soleh di sisi Allah SWT.
Dan dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu kami mengharapkan keritikan positif, sehingga bisa diperbaiki seperlunya.
Akhirnya kami tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-bitur amalan kami dan bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi seluruh pembaca dan umat manusia. Amin Yaa Robbal 'Alamin.
( PENYUSUN )
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………………………. i
Kata Pengantar ……………………………………………………………. ii
Daftar Isi ……………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………. 1
B. Rumusan Masalah …………….………………………………. 1
C. Tujuan Masalah …………………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN
MEDIA VISUAL DUA DIMENSI
Papan dan Macamnya ..…….…………………………………….. 2
Gambar …………………………………………………………… 3
Photo …………………………………………………………….. 4
Gambar Kertas Balik ……………………………………………… 4
Grafik …………………………………………………………….. 4
Poster dan OHP …………………………………………………… 5
Slide ………………………………………………………………. 5
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan. Oleh karena itu agar pendidikan tidak tertinggal dari perkembangan iptek tersebut perlu adanya penyesuaian-penyesuaian, terutama sekali yang berkaitan dengan faktor-faktor di sekolah. Salah satu faktor tersebut adalah media pembelajaran yang perlu dipelajari dan dikuasai pleh guru/calon guru, sehingga mereka dapat menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara baik berdaya guna dan berhasil.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Media Media Visual dua Dimensi ?
2. Sebutkan Macam- Macam Media Visual dua Dimensi ?
3. Apa Kelebihan Macam-Macam itu ?
C. Tujuan Masalah
1. Agar Mengetahui Pengertian Media Media Visual dua Dimensi.
2. Agar Mengetahui Macam- Macam Media Visual dua Dimensi.
3. Agar Mengetahui Kelebihan Macam-Macam itu.
BAB II
PEMBAHASAN
MEDIA VISUAL DUA DIMENSI
Oleh: M. Abdillah Subkhin*
1. Papan Dan Macamnya
• Papan Tulis
Meskipun traditional papan tulis tetap banyak yang menggunakanya karena harganya yang murah, mudah pengguna’anya, tahan lama.
• Papan Flanel
Papan flaneel merupakan tempat yang sangat efektif untuk memvisualissasikan sesuatu. Kalau selemmbar triplek dilapisi dengan flannel sehingga tegang ddan rata maka sepotong flannel lainya yang permukaanya diitakankan kepadanya akan menempel denngan sendirinya. Ini disebabkan bulu-bulu keduanya berkaitan. Flannel yang akan ditempel berupa guntingan dengan berbagai macam bentuk sebagai bahan visualisasi. Sebagai contoh untuk mengajar matematika guru bisa menggunakn ini, dengan cara menggunting flanel denngan bentuk angka-angka.
Kelebihanya :
1. membuuat papan flanel tidak sukar dan juga murah.
2. bisssa sebagai tempat informasi atau madding.
3. kitaaa bisa dengan bebas memvisualisasikan sesuatu.
• Papan magnet
Papan magnet ini terbuat daari logam yang dilapisi dengan email putih. Pada logam yang sudah dilapisi bisa ditempelin bendaa-benda yang tidak berat kalau pada alasnya dirakatkan sepotong kecil magnet. Papan ini disebut juga “magnet board’. Dean karena papan selalu berwarna putih maka disebut juga white board” lawan dari papan bl;ack board .
Kelebihan papan magnet.
1. Tempelan benda-benda pada papan magnet lebih kuat.
2. symbol-simbol yang diberi nagneet dibelakangnya dapaat dipindah-pindah tanpa mengangkat lebih dulu, melainkan meluncurkanya .
3. kehadiranya lebih bergengsi ddari pada black board yang dianggap kuno
2. Gambar
• Gambar Kertaas Atau Karton
Gambar merupakan alat visual yang penting dan mudah didapat. Penting sebab dapat memberri peenggambaran visual yang konkrit.tentang masssalah yang digambarkanya. Gambar dapat membuat oraang menangkap ide atau informasi yang terkandung didalamnya denngan jelas, lebih jelas daripada yang dapat diungkapkan oleh kata-kata, bak yang ditulis maupun yang diucapkan. Gambar telah lama digunakan sebagai medium untk mengajar dan belajar serta dapat digunakan trus dengan efektif dan mudah. Selaimdari itu gambar mudah didapat.
Kelebihan gambar
1. gambar mudah diperoleh, mudah menggunakanya dan tidak memrlukan alat tambahan.
2. koleksi gambar dapaat diperbessar terus
3. mudah mengtur pilihan untuk suatu pelajaran.
• Gambar diproyeksikan dengan OP
Op adalah : Proyektor yang dapat menyorotkan gambar yang terdapat pada bidang yang tidak tembus cahaya lebih dikenal dengan “ Opaque Projektor “ Cara berkerja alat ini sebagai berikut : kalau sebuah kartu pos bergambar diletakakn pada bagian tertentu dari OP, maka gambar itu harus diterangi sebuah lampu sudah itu pantulan bayangannya diterima oleh cermin yang berada diatasnya, cermin itu memantulkannya kelensa yang menyorotkannya kelayar putih.
• Memperbesarkan gambar dengan OP
Letakan gambar yang akan dibesarkan ditempatkan kedalam proyektor, lalu proyeksikan keatas kertas yang telah disediakan atau kepapan tulis.
• Gambar sederhana dengan garis dan lingkaran
Ini memudahkan bagi guru yang kurang pandai menggambar, mereka dapat menggunakan gambar sederhana dalam menerangkan materi hanya membuat garis dan lingkaran gambar semacam ini hampir digunakan untuk semua tingkat pelajaran atau kecerdasan. Bahasa aslinya disebut “Stick Figur “.
3. Photo
Photo merupakan media reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi. Photo ini merupakan alat visual yang efektif karena dapat memvisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih kongkrit dan realistis. Informasi yang disampaikan dapat mengerti dengan mudah karena hasil yang diragakan lebih mendekati kenyataan melalui foto yang diperlihatkan dan hasil yang diterima akan sama.
• Kelebihan Media Photo
1. Lebih kongkrit dan realisitis
2. Dapat mengatasi ruang dan waktu
3. Dapat mengatasi keterbatasan mata
4. Memperjelas dalam bidang apa saja
4. Lembar Kertas Balik
Lembar kertas balik : lembaran-lembaran kertas dimana terdapat gambar yang besra yang dapat dibalikan pada sebuah gantungan. Sekumpulan lembaran balik merupakan satu kesatuan tiap satuan berisi satu pelajaran atau satu informasi yang lengkap.
5. Grafik Diagram Bagan
Ketiganya mengungkapkan sesuatu yang tidak mungkin dihayati dalam kenyataan. Penggambarannya sangat simbolik pada hakekatnya ketiganya tidak berarti apa-apa. Untuk memahaminya membutuhkan belajar terlebih dahulu.
• Grafik
Grafik merupakan media untuk menyajikan data berangka, grafik juga merupakan gambar sederhana yang banyak sedikitnya merupakan penggambaran data kuantitatif yang akurat dalam bentuk yang menarik dan mudah dimengerti.
• Diagram
Diagram : suatu gambaran sederhana yang dirancang untuk hubungan timbal balik, terutama dengan garis-garis, diagram sering juga digunakan untuk menerangkan letak bagian-bagian sebuah alat atau mesin serta hubungan satu bagian dengan bagian yang lain.
• Bagan
Bagan hampir sama dengan diagram, bedanya bagan lebih menekankan kepada suatu perkembangan atau suatu proses atau susunan suatu organisasi, ada juga bagan yang ditambah dengan keterangan singkat.
6. Poster
Poster meruoakan sebuah gambar yang besar, yang memberi tekanan atau ide pokok sehingga dapat dimengerti dengan melihatnya. Poster yang baik adalah poster yang segera dapat menagkap pandangan orang dan menanamkan pesan yang terkandung dalam poster.
Keberhasilan sebuah poster banyak juga tergantung dari kalimat untuk menyarakan pesan yang akan disampaikan, sesuai dengan sifat poster dan harus menjadi bagian tak terpisahkan dari keseluruhan dan bukan sebagai tambahan saja (poster dan kalimat yang diungkapkan harus singkron dengan tujuan memudahkan bagi pembaca).
7. OHP
OHP : alat yang paling sederhana karena peralatan ini hanya menggunakan system optic dan elektrik.
Cara Penggunaannya :
1. Pastikan power OHP sudah tersambung dengan baik
2. Nyalakan OHP dengan menekan tombol “on”
3. Letakkan transpalasi diatas media kaca yang mempunyai lampu penyorot
4. Tentukan focus OHP
5. Setiap 5 menit harus di “off ” kan dengan tujuan supaya OHP tidak terlalu panas dengan begitu OHP akan awet.
8. Slide
Slide dan film strep merupakan media yang diproyeksikan dpat dilihat dengan mudah. Slide : sebuah gambar trasparan yang diproyeksikan oleh cahaya (schining light) melalui proyektor, biasanya ukuran slide 2×2 / 3×4 cm.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Arsyad, Bahasa arab dan Metode Pengajarannya, Jakarta : Gramedia, 2002.
Amir Hamzah Sulaiman, Media Audio Visual Untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan, Jakarta : Gramedia, 1988.
Asnawir, Media Pembelajaran, Jakarta : Ciputat Pers, 2002.
Arif Sadjiman, Dkk, Media Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada 2000.
*) Penulis Mahasiswa SMT 5 PBA STAIN TA